Friday, 8 November 2013

Pemanfaatan Barang Bekas

        Mungkin sebagian besar dari kita memiliki banyak barang bekas yang sudah tidak terpakai dan menumpuk di garasi untuk segera dibuang. Apabila kita perhatikan beberapa barang bekas dapat diolah dan digunakan kembali sehingga memiliki nilai fungsi dan estetika. Pada artikel ini akan dibahas bagaimana memanfaatkan kembali barang bekas menjadi lampu yang juga memiliki nilai estetika.  Mulai dari memanfaatkan kembali sendok plastik bekas, botol bekas, box bekas hingga kertas bekas menjadi lampu yang memiliki nilai estetika dan dapat digunakan untuk dekorasi di rumah. Semoga bermanfaat.
1. Lampu dari Sendok Plastik Bekas
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-12-3.jpeg
 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-12-4.jpeg
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-12-5.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-12-6.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-12-2.jpeg


Didesain oleh Yaroslav Olenev, lampu yang terbuat dari sendok plastik ini adalah contoh sederhana bagaimana memanfaatkan kembali bahan bekas dari sendok plastik menjadi barang yang memiliki nilai tambah. Desain lampu ini sebenarnya dibuat untuk mengajak kita semua lebih peduli terhadap lingkungan. Selain itu, desain lampu unik ini juga pernah mendapatkan penghargaan di bidang ekologi dan desain oleh majalah Future Now. Untuk membuat lampu ini tidak diperlukan ketrampilan khusus, cukup dengan menggunakan peralatan sederhana seperti lem, alat pemotong, kabel dan lampu kalian pun dapat mencoba membuatnya di rumah.
 
2. Lampu dari Box Bekas
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-17-6.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-17-1.jpeg
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-17-2.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-17-3.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-17-cover.jpg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-17-5.jpeg 
 
Kreatifitas tidak dapat dibatasi, ungkapan ini layak diberikan oleh Ed Chew. Dengan menggunakan kertas karton kemasan minuman bekas Ed Chew mampu mengolah kertas kemasan bekas menjadi dekorasi lampu kreatif. Untuk membuat lampu ini tidak diperlukan ketrampilan khusus dan kamu juga dapat membuatnya dengan bahan-bahan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Efek lampu yang dihasilkan dari Tetra Box ini cukup unik, menghasilkan lampu dengan pola-pola bergaris. Mungkin kalian dapat membuatnya juga untuk menghiasi kamar supaya terlihat unik.
 
3. Lampu dari Botol Bekas
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-14-1.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-14-2.jpeg
 
 Lampu yang satu ini adalah lampu yang paling hemat energi dan ramah lingkungan. A Litter of Light, adalah sebuah pergerakan yang dipelopori oleh Illac Diaz. Tujuan dari proyek ini adalah bagaimana membuat solusi hemat dan murah untuk masalah energi di daerah pemukiman tertinggal di Filipina. Dengan menggunakan alat yang sangat sederhana, yaitu botol bekas dan bantuan sinar matahari, diciptakanlah “A Litter of Light”. Ide ini kemudian telah menjadi inspirasi di berbagai negara untuk mengatasi masalah energi terutama di daerah pemukiman tertinggal.
 
4. Lampu Awan dari Kertas
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-20-1.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-20-2.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/creative-diy-ideas-20-3.jpeg
 
Menggunakan media yang sederhana yaitu kertas, lampu ini mampu memberikan suasana nyaman untuk kamar bayi. Cloud Wall Night Light adalah sebuah kreatifitas yang sederhana dengan membuat dekorasi lampu tidur dari kertas untuk kamar bayi. Selain membuat pencahayaan lampu pada kamar lebih nyaman pada saat bayi tidur, desain dekorasi lampu ini juga memberikan suasana yang bersahabat bagi bayi.
 
5. Lampu dari Potongan Kertas Bekas
 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/process.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/IMG_0558-500px.jpeg 
http://www.mobgenic.com/wp-content/uploads/2012/10/IMG_0498-500px.jpeg 


Kembali memanfaatkan sebagai media kertas, dekorasi lampu yang dibuat oleh Gabrielle Guy ini terinsiprasi oleh lentera tua yang ia temukan di rumah barunya. Pemilik lama rupanya lupa membawa lentera tuanya, namun hal ini justru menjadi sebuah ide bagi Gabrielle. Dengan menggunting kertas bekas dan menempelkannya pada lentera tua yang ia temukan, maka terciptalah lampu unik yang terpasang di sebuah ruang keluarga. Kreatifitas tidak dapat dibatasi, kita sendiri pun dapat membuat kreasi dari hal-hal yang sering kita jumpai pada rutinitas sehari-hari.
 
Do It Yourself (DIY) adalah semangat untuk membuat berbagai kreasi dari hal yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Gerakan DIY ini kini telah menjadi sebuah semangat bahkan gaya hidup untuk menyalurkan bakat dan hobi. Sebuah kreasi dari semangat DIY bukan terletak pada baik atau tidak baiknya produk yang dihasilkan, namun lebih kepada kepuasan dan semangat untuk menyalurkan kreatifitas.


Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/522aa116bbf87b2538000000/gambar-hiasan-lampu-dari-bahas-bekas-yang-kreatif
Semoga artikel ini dapat bermanfaat (✿◠‿◠) dan semoga semangat DIY juga dapat berkembang di Indonesia. amiin ✿◕ ‿ ◕✿

Pengolahan Limbah Padat

1.      Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, .  Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2.      Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
3.      Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
4.      Pembuatan kompos padat dan cair
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organic.  Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair.  Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.
5.      Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
v Bahan bangunan 
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
v Baterai 
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
v Barang Elektronik 
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
v Logam 
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
v Bahan Lainnya 
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
sumber : witasharer.blogspot.com
Semoga Artikel ini bisa bermanfaat  (✿◠‿◠)

Friday, 1 November 2013

Pengolahan Limbah Cair

 
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.

  1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.

A.      Penyaringan (Screening)

Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

B.      Pengolahan Awal  (Pretreatment)

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

C.      Pengendapan

Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di    tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

D.      Pengapungan (Floation)

Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.  

Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
     2. Pengolahan Sekunder (Secondary  Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .

a.       Metode Trickling Filter

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan  ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.

Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan


b.      Metode Activated Sludge

Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.


c.        Metode Treatment ponds/ Lagoons

Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut. 

               3.  Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. 

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.  

         4. Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

•          Daya racun zat

•          Waktu kontak yang diperlukan

•          Efektivitas zat

•          Kadar dosis yang digunakan

•          Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

•          Tahan terhadap air

•          Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oะท).

Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.



         5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
https://lh4.googleusercontent.com/-rh2IccFSgO8/UYCMnHMv_II/AAAAAAAAAo4/ewFVxYjgHJw/s700/septic+tank+biofil+system.jpg
sistem biofil

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/GAMBAR/5e6b.gif

                                   
                                     sumber : witasharer.blogspot.com 

terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga Bermanfaat :)